Rabu, 22 Juni 2011

Waspada, Keripik Juga Bikin Gemuk

share


shutterstock

Kompas.com Keripik ternyata menjadi salah satu penyebab kegemukan yang wajib diwaspadai, jauh lebih besar daripada soda, permen, atau es krim. Makanan ringan ini mengandung kalori yang cukup tinggi.
"Keripik memang enak dan memiliki tekstur yang menarik. Orang juga tidak puas hanya makan satu atau dua keripik, tetapi satu kantong," kata Dr F Xavier Pi-Sunyer dari St Luke-Roosevelt Hospital Center, New York, Amerika Serikat.
Dalam riset terbaru ini disebutkan bahwa pilihan dan kebiasaan makan menjadi penyebab utama kegemukan. "Tidak ada cara mudah untuk mendapatkan berat badan ideal. Olahraga dan pengaturan pola makan wajib diperhatikan, tetapi pola makan jelas paling berpengaruh," kata Dr Frank Hu.
Tim peneliti menganalisa pola makan dan gaya hidup 120.877 orang dari tiga penelitian jangka panjang. Seluruh responden adalah petugas kesehatan dan tidak kegemukan ketika penelitian dimulai. Berat badan para responden diukur setiap empat tahun selama dua dekade. Mereka juga mengisi kuesioner seputar pola makan. Secara umum para partisipan mengalami kenaikan berat badan 7,7 kilogram (kg) dalam 20 tahun.
Keripik kentang diketahui menjadi penyebab kegemukan. Setiap saji (15 keripik) mengandung 160 kalori dan akan menyebabkan penambahan berat badan 0,7 kg dalam empat tahun. Lebih besar jika dibandingkan dengan makanan manis dan dessert yang menyebabkan penambahan sekitar 0,4 kg.
Dari kelompok kentang, kentang goreng (french fries) adalah yang paling buruk dampaknya bagi pinggang dibandingkan dengan kentang rebus atau panggang. Setiap satu saji kentang goreng mengandung 500-600 kalori.
Sementara itu, kebiasaan minum soda akan menyebabkan peningkatan berat badan 0,4 kg setiap empat tahun. Selain pola makan, penyebab kegemukan lainnya adalah gaya hidup pasif, seperti terlalu lama duduk di depan televisi, minum alkohol, serta kurang tidur.
Para ahli menjelaskan, apa yang kita makan dan kebiasaan kita dalam mengonsumsinya jauh lebih berpengaruh daripada olahraga dan rencana penurunan berat badan jangka panjang.
Kesimpulan tersebut dibuat berdasarkan penelitian yang dilakukan para ahli dari Harvard University dan dimuat dalam New England Journal of Medicine. Ini merupakan riset paling komprehensif mengenai efek makanan individu dan gaya hidup, seperti pola tidur dan kebiasaan merokok.
Kegemukan yang saat ini menjadi masalah di banyak negara menjadi masalah kesehatan yang mendapat perhatian serius. Kegemukan bukan hanya soal estetika, tetapi dipandang sebagai penyakit. Banyak orang yang berusaha mati-matian untuk menurunkan berat badannya, tetapi tidak menyadari apa yang membuat bobot mereka melonjak.

Selasa, 21 Juni 2011

Makanan Mengandung Zat Fosfat Tinggi Picu Penyakit Jantung

share

Dikutip pada situs: KOMPAS.comSelain berolahraga secara rutin dan mengurangi makanan berlemak tinggi, ada satu lagi perilaku yang patut dipertimbangkan untuk menjaga kesehatan jantung. Mulailah membatasi jenis makanan yang mengandung kadar fosfat tinggi. Sebuah penelitian terbaru yang dimuat dalam jurnal Arteriosclerosis, Thrombosis, and Vascular Biology mengindikasikan, makanan yang mengandung zat fosfat tinggi dapat memicu risiko penyakit jantung.

Bila Anda gemar menyantap makanan-makanan, seperti biskuit, kue, gula-gula, sejumlah produk olahan susu, minuman energi, dan daging jeroan, sebaiknya waspada. Bisa jadi risiko Anda mengidap penyakit jantung meningkat.

Menurut riset para ahli di Universitas Sheffield, Inggris, zat fosfat yang tinggi dalam makanan dapat memicu aterosklerosis atau pengerasan pembuluh darah. Penelitian di laboratorium menggunakan tiga kelompok tikus menunjukkan bahwa diet tinggi fosfat dapat menimbulkan risiko pembengkakan dan penyumbatan pada pembuluh darah hingga 40 persen.

Apa sebenarnya fosfat? Ini adalah zat kimia yang sering digunakan sebagai bahan tambahan pangan. Zat kimia ini membuat makanan yang dipanggang menjadi ringan, dan membantu daging tetap lembab dan lembut, dan membuat bentuk keju menjadi bagus, dan ada beragam manfaat lain.

Anda pun sebenarnya tak perlu terlalu takut atau benar-benar menghindari makanan berfosfat. Pasalnya, tubuh tetap memerlukan zat kimia ini untuk membangun dan memperbaiki gigi dan tulang yang rusak. Tetapi, para ahli nutrisi sejak lama sudah mencurigai efek fosfat, dan kini para ilmuwan Inggris membenarkan bahwa terlalu banyak fosfat dalam diet bisa membuat Anda terkena sakit jantung.

Menurut para ilmuwan, ketika fosfat terdeteksi dalam aliran darah, makanan tubuh Anda akan melepaskan hormon tertentu yang menurunkan kadar zat fosfat. Penelitian menunjukkan bahwa tingginya kadar hormon yang menurunkan fosfat ini berkaitan dengan penyakit jantung dan pembuluh darah.

Peneliti sendiri menyatakan belum dapat memastikan apakah hormon penurun fosfat atau zat fosfat sendiri yang menyebabkan penyakit jantung. Tetapi, apa pun itu, mengurangi asupan makanan yang mengandung fosfat dalam diet akan menjadi langkah bijaksana untuk memelihara kesehatan jantung.

Untuk mengurangi kadar fosfat dalam diet, hindari konsumsi berlebihan makanan olahan dan makanan dalam kemasan. Selain itu, batasi pula konsumsi daging-daging organ, seperti jeroan, ginjal, atau hati.

Pinggang Terlalu Lebar Tanda Tidak Sehat

share


Kompas.com - Rajin-rajinlah mengukur lingkar pinggang Anda, karena banyak manfaat kesehatan yang akan dipetik. Lingkar pinggang yang membesar, terutama pada pria, merupakan tanda adanya gangguan metabolik yang mengarah pada diabetes dan penyakit jantung.

American Dietetic Association menyatakan, pria yang lingkar pinggangnya lebih dari 90 cm dan lebih dari 80 cm pada wanita, harus waspada karena mereka masuk dalam zona beresiko penyakit.


Timbunan lemak di bagian perut (lemak visceral) akan meningkatkan risiko berbagai peyakit seperti diabetes, penyakit jantung, serta kanker. Lemak visceral ini melapisi organ-organ bagian dalam.

Untuk mengukur lingkar pinggang dengan tepat, lepaskan pakaian lalu lingkarkan meteran di seputar perut seluruh batang tubuh. Jangan melingkarkan pita meteran terlalu ketat atau terlalu longgar.
Jika lingkar pinggang Anda sudah masuk dalam zona berbahaya alias lebih dari ukuran normal, mulailah untuk menguranginya.

"Menjaga pola makan agar tidak berlebihan dan menu sehat, mengurangi level stres, berolahraga secara rutin dan cukup istirahat akan membantu menjaga berat badan tetap terkontrol," kata Manuel Villacorta, dari American Dietetic Association.

Protein Penyebab Tumbuhnya Rambut Putih

share

 

 Dikutip Di situs : www.Vivanews.com
 
VIVAnews - Ilmuwan dari Langone Medical Center, New York University menyatakan bahwa mereka berhasil mengidentifikasi protein yang menyebabkan tumbuhnya rambut putih di kepala.

Menggunakan tikus hitam sebagai obyek, para peneliti berhasil mengisolasi protein yang disebut dengan ‘wnt’ penyebab uban. Diperkirakan, dalam beberapa waktu ke depan, akan ada obat yang mampu mengatasi pertumbuhan rambut itu.

“Rambut tikus dan manusia sangat mirip dari sisi struktur dan bagaimana cara mereka menyimpan sel melanocyte,” kata Piul Rabbani, ketua tim peneliti tersebut, seperti dikutip dari ABC News, 21 Juni 2011.

Rabbani menyebutkan, ia dan timnya menemukan cara pertumbuhan wnt pada tikus dan manusia sama.

Protein wnt, kata Rabbani, bertugas mengkoordinasikan pigmentasi di antara sel dan terobosan ini berarti juga bahwa protein wnt bisa ditambahkan di produk penyubur rambut atau suplemen yang mampu menghilangkan tanda-tanda penuaan yakni rambut yang memutih.

“Folikel rambut kita dan pigmentasi dari batang sel melanocyte bekerja dengan cara yang serupa. Artinya, dipastikan bahwa ini bisa dimanfaatkan di masa datang,” ucap Rabbani.

Template by:

Free Blog Templates