share
http://duniabnovos.blogspot.com => Kalo ngomongin soal
banci alias
bencong, hmm… pasti yang ada dalam benak kita mereka itu laki-laki, tapi mereka nggak mau kalau dipanggil bang, mas, om dan sejenisnya. Mereka itu maunya dipanggil Seus. Tapi kalau kita panggil Seus, mereka itu punya jakun, jenggot, kumis dan bulu ketiak seperti pria (karena mereka memang pria tulen). Para bencong biasanya berpenampilan layaknya wanita. Ada yang pake rok mini, hotpant, celana jeans yang ketat, tanktop, wig atau rambut palsu, ada juga yang benar-benar rambut asli yang dipanjangkan lalu direbonding dan bahkan ada yang mengoperasi alat kelaminnya dan menyuntik dadanya dengan silikon supaya semakin mirip wanita dan yang lainnya. Wedew!
Bro n Sis, menjadi banci alias bencong itu adalah kesalahan dan termasuk kategori maksiat. Sebab, hal tersebut sama sekali tidak dibenarkan dalam ajaran Islam. Mereka yang memilih untuk menjadi banci alias bencong mempunyai alasan tersendiri. Ada dari mereka yang mengatakan “Saya ini memang perempuan, hanya saja saya dilahirkan dengan tubuh yang seperti ini. Tapi naluri dalam diri saya itu 100% perempuan.” Ah, alesan aja tuh!
Pelaku lain beralasan karena desakan ekonomi, lalu pura-pura menjadi banci untuk mendapatkan uang. Eh, selanjutnya malah jadi kebablasan. Namun apapun alasan mereka, tidak dibenarkan dalam ajaran Islam seseorang menjadi bencong, apalagi yang sampe operasi ganti kelamin segala. Jangan sampe deh!
Bro en Sis pembaca setia gaulislam, mereka bilang sih, menjadi banci adalah hak asasi mereka sebagai bagian dari HAM. Maka, mungkin kita sering denger juga kalo mereka bilang, “Ini kan badan echie, jadi suka-suka echie dong Cin. Mau echie dempul pake silicon kek, mau pake semen kek. Apa urusannya sama yeiy?” Halah, lebay dot kom deh lo!
Percaya dengan argumen kayak gitu? Entar dulu. Emang sih, kata-kata si banci kayak gitu, jika yang mendengarkan adalah masyarakat awam, kemungkinan besar yang ada dalam benak mereka adalah persetujuan: “Benar juga yah.” Namun jika kita berfikir sedikit lebih dalam, hal itu adalah salah. Karena tubuh ini bukan sepenuhnya hak kita, yang bisa dengan seenak jidatnya tuh bencong (kalau punya jidat) untuk melakukan hal seenaknya pada tubuhnya. Tubuh ini adalah pemberian Allah Swt., berati kita harus menjaga dan merawatnya dengan benar dan sesuai syariat Islam.